11. تَنَوَّعَتْ أَجْنَاسُ
اْلأَعْمَالِ لِتَنَوُّعِ وَارِدَتُ اْلأَحْوَالِ
Bermacam-macam jenis amal, beragam pula anugerah aneka hal.
Karena bermacam-macam jenis amal ibadah yang dilakukan hamba, maka
beraneka pula pemberian anugerah Allah SWT. yang diberikan kepadanya. Banyak
cara dan jalan untuk mendekat kepada Allah SWT. Jalan mana yang dikehendaki,
dipersilahkan kita untuk memilih. Karena setiap kita mempunyai kenikmatan
masing-masing dalam ragam ibadahnya. Ada yang merasakan nikmat lewat dzikir,
wirid, puasa, shalawat dan shalatnya, dan masih banyak yang lainnya. Atau lewat
kegiatan sosial masyarakat yang bisa menambah gairah kita untuk berubudiyah.
Sebab
perjalanan para salik tidaklah mudah, tatkala meraih kadangkala tergelincir.
Banyak aral merintang, menghalang, dan menghadang. Tanjakan demi tanjakan
harus dilalui, namun perjalanan tetap ada hambatan, berliku, dan
berbelok-belok. Namun yang terpenting bagi kita adalah terus ber-istiqamah. Jalan boleh
berkelok-kelok, tetapi perjalanan harus tetap lurus ke depan. Dan
barangsiapa teguh dan kokoh keyakinannya, maka
Allah SWT. pasti menunjukkan, membimbing serta menuntun langkah-langkah
kaki kita menuju-Nya. Sebab Allah telah berfirman :
وَالَّذِيْنَ
جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
Dan mereka yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, sungguh Kami tuntun
mereka menapaki ragam jalan Kami. (QS. al-Ankabut 69).
Kalimat سُبُلَنَا adalah
bentuk jama’, artinya banyak jalan
atau cara menuju Allah SWT. Dari sinilah sehingga banyak thariqah-thariqah
bermunculan di masyarakat. Setiap thariqah caranyapun tidaklah sama, dan
terkadang cara itu mereka sesuaikan dengan pengalaman si pembawa ajarannya,
semuanya berjalan sesuai cara masing-masing. Ada yang lewat shalat,
shalawat, atau lewat puasa, dzikir, wirid dan amalan yang lainnya sehingga menemukan
buahnya.
Setiap
pengamal (salik) akan merasakan betapa nikmatnya buah amal yang mereka rasakan
dan tentunya mereka merasakan sesuatu berbeda-beda. Maka oleh sebab itulah
Allah SWT. berfirman :
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ
أَهْدَى سَبِيْلاً
Katakanlah : “Tiap-tiap orang berbuat menurut Syakilah (profesi,
keadaan, cara) masing-masing. Maka Tuhan (Pendidik)-mu lebih mengetahui
terhadap siapa yang lebih pas (sesuai, cocok) dengan jalan bimbingan-Nya itu”.
( Qs. Al-Israa’[17] :84)
Dan masih
banyak lagi thariqah lain yang dianggap sejalan dengan firman Allah SWT.
وَاَنْ لَوِاسْتَقَامُوْاعَلَى الطَّرِيْقَةِ َلأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
Dan jika mereka benar-benar beristiqamah (berdiri tegak, teguh) di atas
Thariqah (jalan) itu, sesungguhnya akan Kami beri minum mereka dengan air
(kehidupan, ilmu hikmah) yang berlimpah ruah”. (QS. Al-Jin :16).
Namun semua laku amal yang kita lakukan itu tiada artinya, apabila
kita lakukan bukan dengan hati yang suci, tulus, ikhlas hanya untuk-Nya.
Semoga.
No comments:
Post a Comment